Monday, November 1, 2010

Trio Detektif - Misteri Warisan Hitchcock 02

BAB II
TANTANGAN DARI KUBUR

Keesokan paginya anak-anak itu berdiri menunggu di luar gerbang besar Jones Salvage Yard. Masing-masing telah mandi sebersih-bersihnya dan mengenakan pakaian terbagus mereka, seperti yang tiap kali mereka lakukan jika hendak mengunjungi World Studios untuk menemui Alfred Hitchcock.
"Ini dia Worthington," kata Jupiter. Worthington adalah seorang supir sempurna berkebangsaan Inggris yang bertanggung jawab atas Rolls Royce bersepuh emas yang dimenangkan Jupiter dalam suatu lomba beberapa waktu yang lalu. Berkat kedermawanan seorang klien bernama August August, mereka telah mendapatkan hak untuk menggunakan mobil mewah itu tanpa batas waktu. Mobil itu memberi kesan tersendiri setiap kali mereka mengunjungi World Studios untuk meminta Alfred Hitchcock menuliskan kata pengantar untuk sebuah kasus. Worthington menoleh di tempat duduk pengemudi ketika anak-anak itu masuk.
"Selamat pagi, Tuan-tuan," katanya. "Sebelum ini saya khawatir bahwa jasa transportasi yang saya sediakan untuk pemakaman Mr. Hitchcock akan menjadi tugas saya yang terakhir bagi Anda. Saya sangat gembira bahwa saya telah salah."
"Tidak mungkin, Worthington," kata Pete. "Bahkan sekarang kita akan pergi ke World Studios untuk mengunjungi seorang produser film yang lain."
"Bagus sekali, Master Pete," Worthington tersenyum. "Ke World Studios!"
Sebentar kemudian mobil hitam mengagumkan itu meluncur masuk melalui gerbang studio besar tersebut. Ernie, penjaga gerbang, telah mengenal mobil itu dan melambai menyilakan mereka lewat sambil tersenyum. Worthington membawa mobil itu ke sebuah kantor dengan "R. CLARKE" tertulis di pintu dengan huruf-huruf rapi.
Anak-anak keluar dari mobil dan Jupuiter mengetuk pintu, kemudian masuk. Di tempat penerima tamu duduk Henrietta Larson, sekretaris pribadi Mr. Hitchcock sebelum kepergiannya. Anak-anak itu masih ingat kesulitan yang mereka hadapi ketika mereka berusaha melewati Si Angkuh Henrietta untuk menemui Mr. Hitchcock pertama kalinya. Sekarang nampaknya ia akan menjadi sekretaris Mr. Clarke.
"Selamat pagi, Henrietta," kata Jupiter. "Mr. Clarke ada? Kami ada janji dengannya pukul sembilan."
Henrietta sedang mengeluarkan barang-barang dari sebuah kotak kecil. Jupiter dapat melihat bahwa ia baru saja memindahkan benda-benda pribadinya dari meja lamanya di kantor Mr. Hitchcock. Hal itu jelas telah membuat gadis itu merasa tertekan dan ia mengusap matanya dengan saputangan. "Ya, tentu saja," katanya terisak. "Silakan langsung masuk."
Anak-anak merasa kasihan terhadapnya. Tanpa bersuara mereka berjalan ke pintu.
"Jupiter, Peter, Robert ...," katanya.
Ketiga anak itu menoleh.
"Senang bertemu dengan kalian lagi."
Mereka tersenyum. "Senang bertemu denganmu lagi, Henrietta," kata Bob. "Kami gembira engkau sekarang bekerja untuk Mr. Clarke."
Mereka memasuki ruangan kantor yang luas itu, Reginald Clarke, produser film ternama itu, duduk di belakang sebuah meja kayu yang sangat besar. Ia sedang berbicara di telepon, maka anak-anak duduk dengan tenang dan menunggunya selesai.
Sebentar kemudian ia meletakkan telepon dan berpaling menatap mereka. "Selamat pagi, Teman-teman. Terima kasih telah datang menemuiku."
"Suatu kehormatan bagi kami, Mr. Clarke," kata Jupiter. "Apa yang bisa dilakukan Trio Detektif untuk Anda?"
"Hmmm," gumam pria bertubuh besar itu, "sebenarnya bukan apa yang bisa kalian lakukan untukku," katanya. "Lebih tepat dikatakan apa yang bisa kalian lakukan untuk Mr. Hitchcock."
Anak-anak menatapnya dengan bingung dan Mr. Clarke terkekeh.
"Tidak terlalu membingungkan sebenarnya ... paling tidak belum!" katanya. "Keluarga Mr. Hitchcock yang sebenarnya memerlukan bantuan."
"Apapun yang dapat kami lakukan, kami siap," kata Jupiter. "Hanya itulah yang dapat kami tawarkan."
Produser itu memandang mereka dengan suram dan mengangguk. "Memang kuharap kau akan berkata demikian," katanya akhirnya. "Hari ketika sahabat karibku Alfred Hitchcock meninggal adalah hari yang menyedihkan namun ialah yang tertawa paling akhir ... dari dalam kubur!"
"Waduh!" kata Pete. "Aku tidak terlalu suka mendengarnya!"
Mr. Clarke terkekeh lagi. "Kau pastilah Pete," katanya. "Meskipun ini adalah kali pertama kita bertemu, aku merasa aku telah mengenal kalian. Hitch sering berbicara tentang kalian dan beberapa kali menyinggung petualangan yang kalian bawa ke mejanya. Nah, sekarang aku punya sebuah petualangan terakhir dari mejanya jika kalian punya keberanian untuk menerimanya."
"Jika melibatkan Mr. Hitchcock, kami akan menerimanya," kata Jupiter dengan segera. "Kami berutang banyak kepadanya."
"Bagus," kata Reginald Clarke. "Dan sekarang inilah misterinya. Sebelum meninggal, Hitch telah menuliskan surat wasiatnya yang meninggalkan sebagian besar miliknya untuk keluarganya, khususnya Patricia, putri tunggalnya. Bagi Hitch keluarga selalulah yang utama dan kini mereka takkan kekurangan apa-apa lagi. Bagaimanapun, Hitch jugalah seseorang yang gemar bercanda. Menurutku, persahabatannya dengan kalian bertiga memainkan peranan besar dalam hal itu. Ia menyukai misteri. Dan semakin misterius semakin bagus kalau boleh kutambahkan! Nah, mungkin sifatnya yang gemar bercanda yang membuatnya menambahkan paragraf kecil ini pada halaman terakhir surat wasiatnya."
Mr. Clarke mendorong setumpuk kertas melintasi mejanya dan anak-anak berkerumun mendekat untuk mengamatinya. Itu adalah fotokopi dari surat wasiat Alfred Hitchcock. Mr. Clarke melanjutkan sementara anak-anak mempelajari dokumen itu.
"Aku mendapatkannya dari putri Hitch, Patricia. Ia sama sekali tidak mengerti maksudnya dan ia memintaku untuk menghubungi tiga remaja yang mengenal ayahnya dan senang menyelesaikan teka-teki. Nah, sekarang kalian ada di sini dan inilah surat wasiatnya. Ada pendapat?"
Jupiter menggaruk kepalanya dan kelihatan agak kesal. "Maaf, sir," katanya lambat-lambat. "Saya tidak yakin bagian mana yang harus kami lihat. Semua nampak seperti bahasa resmi yang digunakan para pengacara."
Reginald tersenyum dan mencondongkan badannya. Produser itu menunjuk ke sebuah paragraf pendek di bagian paling bawah surat wasiat, paragraf yang sebelumnya tidak mereka lihat. Bunyinya:
"Article 33: Skip the H20 and within my estate you�ll find the Crate that leads you to the paddy wagon. Follow the clues and pay your dues and the 2nd of 55 will reward you."
"Benda 33: langkahi H2O dan di dalam tanah milikku kau akan menemukan peti yang akan membawamu ke gerobak bergembok. Ikuti petunjuk, lakukan kewajibanmu, dan yang kedua dari 55 akan memberimu penghargaan." *)
"Ya ampun!" seru Bob. "Apa maksudnya itu?"
Mata Jupiter berbinar-binar sementara ia membaca pesan aneh itu. "Sepertinya ia meninggalkan ini hanya untuk kita!" serunya. "Apakah Anda keberatan jika kami menyalinnya, Mr. Clarke?"
"Sama sekali tidak," kata sang produser dengan mata bersinar. "Aku punya perasaan kalian akan sering mengacu ke paragraf itu selama beberapa waktu setelah ini."
Bob segera mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dan pensil dari saku belakangnya dan mulai menyalin pesan aneh itu. Jupiter hampir-hampir melupakan sekelilingnya karena bergairah.
"Kita bisa langsung mulai! Sudah jelas kita harus mengunjungi tanah milik Mr. Hitchcock, seperti yang dikatakan kalimat pertama. Apakah Anda tahu kediaman pribadi Mr. Hitchcock, Mr. Clarke?"
"Ya," kata produser film itu. "Bahkan aku telah memberi petunjuk arah kepada Worthington dan putri Hitch, Patricia, menunggu kedatangan kalian pada pukul setengah sepuluh."
"Waduh, lima belas menit lagi!" kata Pete. "Kita harus buru-buru!"
Anak-anak mengucapkan terima kasih kepada produser besar itu dan bergegas keluar dari kantornya. Reginald Clarke hanya dapat tersenyum. Ia merasa akan sering melihat Trio Detektif untuk beberapa waktu selanjutnya.
Next Chapter

No comments:

Post a Comment