Monday, November 1, 2010

Trio Detektif - Misteri Cakar Perunggu 12

BAB XII
MENGHUBUNGI ROCKY BEACH!

Menjelang makan malam Jupiter dan Pete tiba kembali di rumah Atticus Jones. Anak-anak dapat mencium harumnya masakan lobster yang menerbitkan air liur mereka ketika mereka baru setengah jalan menuju pintu.
Pada saat mereka masuk, mereka hanya dapat meringis mendengar suara sumbang Titus dan Atticus yang menyanyikan salah satu lagu pelaut kegemaran mereka sambil sibuk di dapur. Bibi Mathilda tidak sabar dan berusaha membantu-bantu namun setiap kali diusir keluar oleh Atticus.
"Selamat datang kembali, Pelaut!" seru Atticus ketika anak-anak masuk ke dapur. "Meja untuk tiga orang? Kebetulan kami ada satu meja kosong dengan pemandangan menghadap ke teluk!"
"Masakan istimewa malam ini adalah udang karang panggang mentega, salad yang lezat, dan kue keju nikmat yang akan menggelitik selera Anda!" Titus menirukan pelayan rumah makan mewah.
Jupiter memandang berkeliling dapur, tersadar bahwa anggota ketiga biro mereka belum kembali. "Bob belum pulang juga?"
"Tidak kelihatan sepanjang hari!" Titus bernyanyi, memotong bonggol selada. "Kami kira ia bersama kalian."
"Kami berpencar," jawab Pete. "Kami sepakat untuk berkumpul lagi di sini saat makan malam."
"Ah," Atticus mengedipkan mata, "dan bagaimana dengan pengusutan kalian? Ada perkembangan baru yang menjanjikan?"
"Mungkin," jawab Jupiter, memikirkan Gaspar dan Pria Berpakaian Hitam. "Bolehkah kami mengadakan hubungan interlokal dengan telepon Paman, Paman Atticus? Aku berjanji kami akan mengganti ongkosnya."
"Ongkos apa? Hubungi siapa saja yang kau mau, Nak -- asal jangan sampai kalian terlambat makan saja," tukas pamannya.
Kedua detektif itu pergi ke ruang kerja Atticus yang berantakan. Jupiter menemukan pesawat telepon tua yang nomornya harus diputar dan menghubungi nomor langsung Chief Samuel Reynolds di Kepolisian Rocky Beach. Trio Detektif pernah bekerja sama dengan kepala polisi itu dalam beberapa kasus yang telah lewat. Meskipun kepala polisi itu menghargai mereka sebagai detektif sesungguhnya, seringkali ia merasa anak-anak, terutama Jupiter Jones, terlalu sering mencampuri urusan pihak berwajib. Chief Reynolds selalu beranggapan hanya ada garis tipis yang memisahkan pengabdi masyarakat dan pengganggu!
Pete memandang sekilas ke arah jam yang juga berfungsi sebagai barometer di dinding dan nampak cemas. "Wah, Jupe, sudah pukul enam lewat. Chief Reynolds mungkin telah pulang."
Namun kecemasan Pete tidaklah beralasan ketika kepala polisi itu mengangkat telepon pada deringan ketiga. Ia menjawab dengan tegas, "Reynolds."
"Selamat petang, sir. Ini Jupiter Jones. Bolehkah saya mengganggu Anda sebentar?"
Terdengar desahan enggan di ujung saluran. "Aku tidak punya waktu, Jones," tukas kepala polisi itu. "Ada perampokan tadi di pompa bensin Save-U-More -- kini aku harus bekerja lembur untuk menyelesaikan laporan!"
"Perampokan?" secara naluriah Jupiter ingin tahu lebih lanjut. "Save-U-More yang di bagian timur atau barat?"
"Sudahlah, Jones," geram kepala polisi itu. "Dengar. Mengapa kau tidak mencari kepala polisi lain untuk kau ganggu -- di Meksiko, misalnya."
Jupiter menutupi gagang telepon dengan telapak tangannya dan berbisik kepada Pete, "Ia sedang kesal. Aku harus cepat-cepat." Remaja gempal itu mengembalikan gagang telepon ke telinganya. "Sir, saya mengerti Anda sangat sibuk namun hal ini hanya perlu waktu sebentar." Ia menahan nafas, menunggu jawaban kepala polisi di ujung saluran. Akhirnya Chief Reynolds menyerah.
"Baiklah, Jones, apa maumu?"
"Terima kasih, sir."
"Ya, ya, kembali," tukas kepala polisi itu, "jangan lama-lama. Dan jangan gunakan kata-kata sukar!"
"Ada nomor polisi yang perlu Anda usut, sir. Nomor Oregon DLH 555. Mobilnya sebuah Ford hitam. Menurut saya, sedan model baru dengan empat pintu. Nama pemiliknya mungkin adalah 'H. KANE'," Jupiter juga menyebutkan alamat apartemen kecil itu. "Sudah? Hanya itu?" sindir kepala polisi itu. "Tidak sukakah kalian akan kegiatan anak-anak normal, seperti bermain bisbol? Atau berselancar? Dan apa yang kalian lakukan di Oregon?"
"Ceritanya panjang, sir," Jupiter meyakinkan.
"Pasti. Baiklah. Perlu waktu satu atau dua hari untuk memperoleh data dari Departemen Transportasi Oregon. Bisa diterima, Jones? Apakah setelah ini aku perlu menelepon Presiden Amerika Serikat untukmu?"
"Tidak, sir," Jupiter menyeringai. "Itu sudah cukup baik, sir."
Ia memberitahukan nomor telepon pamannya kepada Chief Reynolds dan memutuskan hubungan. "Wah, nyaris."
"Berapa lama?" tanya Pete.
"Katanya satu atau dua hari. Mulai besok kita punya satu minggu lagi, mudah-mudahan cukup untuk memecahkan kasus ini."
Bibi Mathilda memanggil dari dapur. "Jupiter! Pete! Bob! Ayo cuci tangan, waktunya makan!"
Mendengar nama Bob disebut, kedua anak itu teringat bahwa rekan mereka belum kembali juga. Mereka sedang melewati gudang belakang tempat Paman Atticus menyimpan pakaian selam antiknya dan peti Cakar Perunggu ketika Jupiter tiba-tiba berhenti dan meletakkan kedua belah telapak tangan di kepala.
"Benda itu hilang!"
"Maksudmu anak itu hilang," Pete membetulkan. "Di mana menurutmu Bob berada?"
Jupiter berdiri dengan kedua tangan di kening dan menggeleng-geleng tanpa daya. "Bukan -- memang maksudku benda itu hilang! Lihatlah!" Ia menunjuk ke arah peti. Peti yang telah dipasangi gembok istimewa oleh Atticus. Peti yang pernah menyimpan Cakar Perunggu, yang kemudian dicuri dan dikembalikan lagi. Peti itu kini kosong, tutupnya pecah seolah-olah dihantam sebuah kapak dengan keras!
"Ada yang mencurinya lagi!" Pete tersentak.
"Aku tidak dapat mengerti," Jupe bergumam sambil memeriksa peti rusak itu. "Mengapa mencurinya, hanya untuk mengembalikannya, dan kemudian mencurinya lagi? Sama sekali tidak rasional." Ia berdiri dan berjalan ke pintu belakang, mendorongnya. Pintu itu terbuka dengan mudahnya.
"Kunci pintu ini telah dirusak juga," katanya muram. "Ada yang bersusah-payah hanya untuk mengambil cakar itu."
"Lagi," kata Pete mengingatkan. "Mungkin ada hubungannya dengan Bob yang tidak muncul untuk makan malam. Pasti ada sesuatu yang sungguh penting jika Data sampai melewatkan lobster dan kue keju!"
Jupiter mengangguk dan mencubiti bibirnya. "Sebaiknya kita lapor Paman Atticus," putusnya. "Lalu mulai mencari Bob, mungkin ia berada dalam bahaya."
Anak-anak dengan murung kembali ke dapur. Mereka benci untuk melewatkan makan malam istimewa itu namun Bob perlu bantuan. Jupiter melaporkan bahwa rumah telah dibobol sekali lagi dan Cakar Perunggu telah dicuri lagi. Suasana ceria di sekitar meja segera berubah.
"Di-dicuri," Paman Atticus tergagap-gagap.
"Lagi?" Ia bangkit dari tempat duduknya dan menyerbu ke gudang. Ketika yang lain tiba di sana, Atticus Jones sedang berdiri di depan peti rusak itu sambil menariki kumis besarnya dan mengumpat-umpat ke arah langit-langit.
Bibi Mathilda tidak tahan lagi. Wanita itu masuk ke kamarnya, membuka koper, dan mulai berkemas-kemas, bibirnya terkatup rapat. "Tempat ini tidak aman lagi!" jeritnya. "Aku mau kalian anak-anak berkemas dan mengambil kantung tidur kalian dari kapal! Aku takkan tinggal di sebuah rumah yang dimasuki pencuri sesuka hati mereka! Rumah ini tidak aman, dengar itu!"
Jupiter dan Paman Titus berusaha menenangkan wanita itu namun tatapan marah Bibi Mathilda membuat mereka menutup mulut sebelum sempat bersuara.
Atticus menunduk dengan muram. "Kurasa bibimu benar," katanya. "Terlalu berbahaya bagi kita untuk tinggal di sini sebelum orang gila ini tertangkap!"
Jupiter menggamit Paman Titus.
"Kurasa Paman sebaiknya membawa Bibi Mathilda ke penginapan terdekat."
"Dan apa rencanamu, Nak?" kata pamannya dengan bijak. "Permainan ini sudah terlalu berbahaya. Menurutku sudah saatnya polisi mengambil alih sekarang."
"Kami cemas akan Bob," Jupiter menjelaskan. "Ia belum kembali dari pengintaiannya di Seruling Belanda. Aku hendak meminta tolong Paman Atticus mengantarkan kami mencari anak itu. Jika kami tidak dapat menemukannya, maka tidak ada pilihan lagi selain menghubungi polisi."
Paman Titus menimbang-nimbang sesaat, kemudian menyetujuinya dan membantu istrinya memasukkan barang-barang mereka ke bak belakang truk. Sekali lagi ia memperingatkan Jupe agar benar-benar berhati-hati. "Sepertinya ada orang tidak waras di luar sana. Aku tidak ingin kalian anak-anak pergi sendirian!"
Jupiter berjanji bahwa ia dan Pete akan berusaha untuk tetap bersama Paman Atticus sepanjang waktu sementara mereka semua naik ke truk.
"Ke pameran Seruling Belanda," Jupiter memberi aba-aba. "Dan buka mata terhadap tanda tanya yang dibuat dengan kapur hijau!"

No comments:

Post a Comment