Monday, November 1, 2010

Trio Detektif - Misteri Cakar Perunggu 17

BAB XVII
TAPI DI MANAKAH BOB?

"Itukah sebabnya Cutter harus mencuri dari Atticus lagi?" tebak Paman Titus.
Jupiter terlihat penuh kemenangan. Ia gemar menerangkan sesuatu sejelas-jelasnya. "Benar. Namun nasib buruk Oscar Cutter terus berlanjut. Ketika ia menyuruh Bly kembali ke rumah Paman Atticus untuk mencuri lagi, Bly tanpa sengaja mengambil Cakar Perunggu -- tidak tahu bahwa benda itu adalah penemuan abad ini! Cutter pun tidak mengenalinya. Karena itulah ia nampak terkejut ketika pagi itu Paman Atticus menjelaskan nilai benda itu yang sebenarnya!"
"Jadi itulah sebabnya Cakar Perunggu dikembalikan!" seru Pete.
Jupiter mengangguk setuju dan mencubiti bibirnya selama beberapa saat. "Kapten Cutter tahu ia tidak akan dapat menyamarkan Cakar Perunggu sebagai salah satu temuannya -- beritanya pasti akan sampai ke telinga Paman Atticus. Dan ia tahu ia tidak dapat menjualnya dengan cepat. Cakar itu tidak ada gunanya. Tidak, Cutter butuh peninggalan bajak laut yang tidak terlalu menarik perhatian, seperti peluru meriam atau pistol antik. Maka ia menyuruh Bly mengembalikan Cakar Perunggu dan mencuri sesuatu yang lain.
"Pada saat itulah aku mulai mencurigai Cutter. Aku bertanya-tanya, siapa yang akan mendapat untung dengan mencuri cakar itu, hanya untuk mengembalikannya kemudian. Aku menduga bahwa begitu Cutter memutuskan untuk membayar hutang judinya dengan dana dari universitas, bagaimanapun juga ia harus pergi dan lagipula ia menginginkan Cakar Perunggu -- mungkin untuk dijual di pasar gelap atau kepada seorang kolektor untuk mengongkosi pelariannya. Itu sebabnya ia mencurinya dari rumah Paman Atticus untuk kedua kalinya."
"Ada yang terus menggangguku, Pertama," kata Pete. "Aku ingin tahu, apa hubungan Gaspar St. Vincent dengan semua ini? Dan siapakah orang bernama H. KANE di Lyndale Lane itu?"
"Kurasa Gaspar hanyalah seorang Perompak Baru yang penuh dedikasi -- dan terkadang radikal. Kemungkinan besar ia mengetahui bahwa Bly telah mencuri dari museum dan ingin memaksanya mengaku. Karena Bly selama ini tinggal bersama Cutter di apartemennya untuk menjaga agar ia tidak kabur tanpa membayar hutangnya, Bly mungkin menuliskan apartemen Lyndale Lane sebagai alamatnya ketika mendaftar ke Perompak Baru. Gaspar pergi ke apartemen itu untuk mencari Bly. Ketika melihat Gaspar mencoba menggunakan interkom dengan kesal, Mr. Cooley mendatanginya untuk menanyakan beberapa hal dengan dugaan bahwa ia adalah teman Cutter atau Bly."
"Benar lagi," detektif itu mengiyakan. "Aku telah mengintai apartemen itu beberapa lama dan aku tahu bahwa Bly tinggal bersama Cutter untuk menjaga agar ia tidak lari. Tulisan di interkom itu, H. KANE, hanyalah nama orang yang tinggal di sana sebelumnya. Tulisan itu tidak diganti ketika universitas menyewa apartemen itu untuk tempat tinggal Cutter selama penelitian."
Seorang polisi memasuki ruangan dan berbicara dengan suara pelan kepada Kapten Blake. Blake berpaling dan memandang Oscar Cutter. "Sepertinya keadaan tidak terlalu baik bagimu, Kawan," katanya suram. "Di luar ada sebuah mobil putih kecil dengan cakar yang dibicarakan semua orang itu ada di bagasinya. Dan ada pula beberapa tanda tanya yang dibuat dengan kapur hijau."
"Itu Bob!" seru Jupiter. "Terbukti ia dibawa dalam mobil Cutter!"
Pete nampak bingung. "Tapi itu mobil Bly," katanya. "Bob dan aku melihatnya naik mobil putih kecil di pos pemadam kebakaran pada hari pertama kita di sini."
Jupiter menatap rekannya itu dengan tidak percaya dan memukulkan telapak tangan ke kening. "Apa? Mengapa kau tidak bilang dari dulu, Dua? Bly dan Cutter selama ini menggunakan mobil yang sama?"
Pete membela diri. "Kami tidak tahu bahwa jenis mobil yang dikendarainya itu penting. Lagipula kau tidak bertanya!"
Jupiter mengalah dengan segan. "Kurasa kau benar. Seorang penyelidik yang baik seharusnya tahu bagian paling sepele biasanya adalah yang paling penting."
Bibi Mathilda masih menatap Oscar Cutter dengan marah. "Yang penting sekarang adalah kita menemukan Bob," katanya tegas. "Kalau Jupiter benar, dia tentu ada di kapal ini atau di apartemen itu."
Atticus sependapat. "Mari kita periksa kapal ini lagi." Ia berpaling kepada Kapten Blake dan menunjuk ke arah Cutter. "Mungkin Anda dapat meminta salah satu anak buah Anda untuk memeriksa apartemen orang ini."
"Tidak tanpa surat perintah pengadilan," Kapten Blake berkata dengan serius. "Dan itu akan makan waktu." Ia menoleh ke arah Cutter. "Kecuali, tentu saja, jika Anda mengizinkan."
Oscar Cutter memandang Blake dengan memelas. "B-B-Bly mencuri mobilku... ia... ia meletakkan cakar itu di sana. Anda harus percaya kepadaku! Geledah kapal ini, geledah apartemenku. Jika anak itu tidak ada, Anda akan tahu bahwa aku tidak bersalah!"
Kapten Blake memerintahkan salah satu anak buahnya untuk memeriksa apartemen Cutter di Lyndale Lane dan melaporkan hasilnya melalui radio. "Baiklah," ia berseru untuk menarik perhatian semua orang, "mari berpencar dan memeriksa kapal ini sekali lagi dari atas sampai bawah. Saya mau setiap jengkal diperiksa!"
Sejam kemudian seluruh bagian kapal telah disisir tanpa ada tanda-tanda Bob. Para pencari sedang duduk dengan muram di ruangan kapten ketika seorang petugas masuk.
"Anda menemukannya?" tanya Bibi Mathilda, melompat bangkit dari tempat duduknya. "Adakah Bob di apartemen itu?"
Kapten Blake menggelengkan kepala. "Aku khawatir tidak ada tanda-tanda teman kalian itu, Anak-anak. Aku benci mengatakan ini namun jika kita tidak dapat menemukannya, kita harus membiarkan Kapten Cutter pergi." Polisi itu mulai membuka ikatan Cutter. "Tidak cukup bukti untuk menahannya. Connie Bly memiliki catatan kriminal sepanjang lenganku -- nampaknya dia ada di balik semua ini."
Oscar Cutter nampak lega. "Tunggu saja sampai aku bertemu dengan pengacaraku!" penyelam tampan itu menggeram. Ia menatap Atticus dengan marah. "Teman!" cibirnya. "Menikam punggung sahabat sendiri. Sudah kukatakan aku tidak ada sangkut-pautnya dengan semua ini! Sekarang permisi, aku harus memeriksa kerusakan yang ditimbulkan si berandal Cooley itu ketika membahayakan kita semua dengan pistolnya."
Bibi Mathilda nampak cemas dan Paman Titus berusaha menenangkannya sementara mereka naik ke geladak. Suhu udara telah turun tajam dan gigi-gigi anak-anak bergemeletuk. Kabut menebal dan menipis, seolah-olah hidup dan merambati kaki mereka.
Pete memandang Jupiter tanpa daya. "Di mana ia mungkin berada, Pertama?"
Jupiter mengerutkan kening dan berusaha agar tidak menggigil. Ia yakin ada sesuatu yang terlewatkan olehnya. Suatu petunjuk penting yang tidak disadarinya -- seandainya ia dapat mengingat! Pete nyaris dapat mendengar roda gigi berputar di dalam kepala temannya sementara Jupiter berpikir keras.
Atticus merangkul keponakannya. "Mungkin Robert sekarang sudah di rumah, Jupiter. Ya, aku bertaruh di sanalah ia berada. Mungkin saja ia lelah menunggu kita dan dengan cepat terlelap di atas Pembalasan Ratu Anne. Aku berani bertaruh..."
"Itu dia!" teriak Jupiter.
Mereka sudah setengah jalan menuruni jembatan penghubung. Semuanya berhenti dan menatap Jupiter.
"Apa itu?" desak Atticus.
Wajah Jupiter yang bulat memancarkan kemenangan. Ia tersenyum kepada pamannya. "Paman baru saja memberikan petunjuk paling penting dalam misteri ini!"
Seth Cooley dan yang lainnya menatap Jupiter dengan penuh harap. "Ada yang terpikirkan, Nak?"
"Kau tahu di mana dia!" seru Pete.
"Mungkin," kata Jupe. "Aku punya sebuah teori..."
"Demi petir, Anakku!" suara Bibi Mathilda melengking tinggi, "kau dan dramatisasimu itu sungguh keterlaluan! Cepat katakan!"
Raut muka Oscar Cutter seolah-olah kehilangan rona. Ia mengayun-ayunkan tangannya dengan panik dan mencegah mereka naik kembali. "Polisi... Ini benar-benar keterlaluan! Kapal ini harus berlayar besok pagi -- saya sudah punya banyak pekerjaan tanpa berandal-berandal ini bermain petak umpet. Saya rasa saya harus memaksa semuanya pergi." Ia menoleh dan membentak Jupiter. "Anak muda, semuanya sudah bosan akan permainanmu. Kau telah membuktikan dirimu lebih cerdas dari anak-anak seusiamu namun cukup sudah!"
"Anda hanya mengulur-ulur waktu!" tukas Pete marah. "Jika Bob ikut berlayar bersama kapal ini, Anda akan bebas mengambil dana itu!"
Penyelam itu mendatangi Pete dengan penuh ancaman dan nampak siap memukul. Titus dan Atticus Jones mengambil tempat di samping Pete.
"Biarkan kami memeriksa kapal ini sekali lagi," desak Atticus. "Jika kami tidak menemukan Bob, kami akan pergi tanpa ribut-ribut dan tidak akan ada masalah."
Cooley dan Kapten Blake kembali menaiki jembatan dan berdiri di samping Jupiter.
"Baiklah, Nak," kata Blake, "menurutmu di manakah temanmu itu?"
Jupiter tersenyum. "Ketika Paman Atticus menyinggung nama Pembalasan Ratu Anne, saya jadi berpikir tentang William Teach, yang juga dikenal sebagai Si Janggut Hitam! Ingat, Janggut Hitam adalah perompak jahat yang menjarah dan menyelundupkan berbagai macam harta. Saya perkirakan jika Seruling Belanda ini benar-benar seotentik yang dikatakan Kapten Cutter, maka tentulah ada semacam ruang tersembunyi yang terlewatkan oleh kita!"
Cooley memandang Jupiter dengan kagum. "Tentu saja! Aku seharusnya juga berpikir ke sana!"
Kapten Blake kembali mengumpulkan anak buahnya di geladak. "Kita akan menggeledah kapal ini lagi -- carilah sesuatu yang mungkin saja merupakan ruangan rahasia!"
Oscar Cutter menggeram dan memaki-maki. Kapten Blake menatapnya tajam dan memerintahkan salah seorang anak buahnya menjaga penyelam itu. "Saya tidak mau Anda pergi ke mana-mana. Banyak yang harus Anda jelaskan nanti setelah anak itu ditemukan!"
Mereka turun ke lantai bawah dan berpencar. Setelah lima belas menit Pete berteriak penuh kemenangan. Matanya yang tajam telah melihat sesuatu di lorong yang sempit, yang tidak akan dilihatnya seandainya ia tidak tahu apa yang dicarinya.
"Lihat!" ia menunjuk ke arah lantai. "Aku pasti telah berjalan melewati koridor ini berkali-kali tanpa menyadarinya!"
Para pencari dengan penuh semangat berkerumun di lorong yang kini penuh sesak itu dan menatap lantai.
"Apakah itu, Pete?" seru Jupiter. Remaja gempal itu memeriksa lantai tempat Pete berlutut. Mendadak wajahnya nampak berseri. "Tentu saja! Papan lantai ini tidak cocok! Lihatlah, papan kayu di bagian ini telah diganti -- warnanya sedikit lebih gelap! Aku tidak menyadarinya sebelum ini!"
Pete dan Jupiter bergegas mengeluarkan pisau lipat mereka yang berharga dan menyelipkan mata pisau ke sela-sela papan yang rapat. Mereka menekan dan sebagian dari papan itu tiba-tiba bergerak beberapa senti. Jupiter meraba-raba dengan jemarinya ke dalam celah itu. Dalam satu gerakan cepat papan lantai sepanjang satu setengah meter itu terbuka sambil berderit dan di sana terbaring Bob Andrews dengan pita perekat di mulutnya.
Anak bertubuh kecil itu duduk dan bergegas melepas perekat itu.
"Sudah saatnya!" teriaknya. "Kusangka kalian tidak akan pernah menemukan aku! Perekat ini kukembalikan ke mulutku untuk menipu Bly saat ia datang untuk membawaku. Aku tidak tahu bahwa ia akan memasukkan aku ke dalam suatu ruangan yang begitu sempit sehingga aku tidak dapat menggerakkan tangan ke wajah untuk melepaskannya!"
Jupiter dan Pete membantu rekan mereka keluar dari ruang rahasia itu.
"Kalian menangkap Cutter?" tanya Bob. "Ia bekerja sama dengan Bly dan mereka berdua mencuri dari rumah pamanmu dan markas Perompak Baru! Merekalah yang memasukkan aku ke situ."
Remaja terkecil di antara Trio Detektif itu merogoh saku depannya dan mengeluarkan robekan-robekan kertas. "Kutemukan ini di belakang mobil Bly!" katanya, menyerahkan kertas-kertas itu kepada Jupiter.
Penyelidik Pertama memeriksa potongan-potongan kertas itu.
"Ini potongan dari karcis untuk menonton pacuan. Dan surat peringatan atas pembayaran kartu kredit yang terlambat. Sepertinya teoriku tentang Oscar Cutter terbukti benar!"
"Bly memberi tahu Kapten Cutter bahwa aku tahu dia terlibat," lanjut Bob. "Cutter menyadari bahwa ia harus mengamankanku hingga semuanya pergi!"
Jupiter menyeringai ke arah rekannya itu sementara mereka naik ke geladak dan ke dalam kabut. "Kami tahu tentang itu, Data. Pria Berpakaian Hitam -- maksudku Seth Cooley -- juga tahu."
Mendengar namanya disebut, Cooley menghampiri dan memperkenalkan diri kepada Bob. "Aku gembira kau tidak apa-apa, Nak. Kalian bertiga sungguh merupakan trio yang hebat. Jika suatu saat nanti salah satu penyelidikanku menemui jalan buntu, aku tentu akan menghubungi Trio Detektif!"
Jupiter, begitu bangga mendengarnya, bertukar kartu nama dengan Cooley.
Atticus Jones sungguh berbangga hati dan menjabat tangan anak-anak. "Pekerjaan yang luar biasa, Teman-teman! Benar-benar luar biasa!" serunya. "Titus, Mathilda... Jupiter sungguh mengharumkan nama Keluarga Jones, bukankah demikian?"
Titus tersenyum lebar dan merangkul keponakannya. Mathilda menggeleng-geleng, lalu tertawa senang. "Aku tetap berpendapat ia seharusnya mengurusi urusannya sendiri. Namun kurasa ia memang punya bakat dalam memecahkan teka-teki."
Perut Jupiter berbunyi seolah-olah menyatakan setuju. "Sekarang marilah kita desak Oscar Cutter agar mengaku sehingga kita bisa pulang dan akhirnya menikmati makan malam lobster itu!" ia tertawa.

No comments:

Post a Comment