Monday, November 1, 2010

Trio Detektif - Misteri Cakar Perunggu 07

BAB VII
CAKAR PERUNGGU

Setelah Jupiter kembali ke rumah pamannya, ia menemukan Bob dan Pete sedang menunggunya di teras depan. Ia duduk di samping rekan-rekannya dan tersenyum.
"Wah, kunjunganku ke Perompak Baru dari Barat benar-benar menarik!"
Pete tidak dapat menahan diri. "Aku berani bertaruh kunjunganmu sama sekali tidak semenarik petualangan kami!" Pete melanjutkan dengan pertemuan mereka dengan bajak laut bernama Bly dan pengejarannya terhadap Pria Berpakaian Hitam. Bob menyela sesekali untuk menambahkan hal-hal kecil yang dilupakan Pete. Jupiter mencubiti bibirnya setiap kali mendengar sebuah petunjuk baru.
"Menakjubkan," katanya setelah Pete dan Bob selesai bercerita. Kemudian giliran Jupe melaporkan kejadian di markas Perompak Baru dan Gaspar St. Vincent yang melarangnya kembali. Ia mengakhiri laporannya dengan berkata, "Kasus ini semakin lama semakin menarik!"
"Tepat itulah yang baru saja kubilang!" seru Bob. "Dalam waktu sepagian kita telah melipatgandakan jumlah tersangka!"
Jupe memutuskan bahwa Trio Detektif sebaiknya memeriksa Pembalasan Ratu Anne dengan seksama. Ketika pencarian mereka terbukti sia-sia, anak-anak berjalan ke ujung dermaga dan duduk berjemur.
"Kalian yakin kalian tidak mengenali Pria Berpakaian Hitam?" desak Jupe.
Bob menggeleng dan membetulkan letak kacamatanya. "Ia mengenakan topi lebar hitam dan kacamata hitam. Ia tidak berkumis ataupun berjanggut dan mengenakan jas hitam dan dasi. Bisa jadi siapa saja."
"Hmm," Jupiter bergumam. Ia bangkit berdiri dan mulai berjalan mondar-mandir. "Masuknya Pria Berpakaian Hitam yang misterius ke dalam teka-teki ini tidak terduga dan tidak cocok dengan suatu teori yang telah kususun mengenai kasus ini. Pencarian kita di atas Pembalasan Ratu Anne tidak menghasilkan apa-apa. Namun saat pamanku pulang, kita harus memintanya memeriksa kapalnya kalau-kalau ada yang hilang."
"Menurutmu siapakah Pria Berpakaian Hitam itu, Jupe?" tanya Pete.
"Mungkin si perompak yang mengejar Pete dan aku?" kata Bob.
"Kurasa bukan, Data. Ingat, ia pasti langsung keluar dari pos pemadam kebakaran itu setelah bertemu denganku di atap. Kalian melihatnya pergi ke arah yang berlawanan dengan rumah Paman Atticus. Karena kalian langsung datang ke sini setelah itu, dia tidak akan punya cukup waktu untuk berganti pakaian. Dan mengapa harus ganti? Tidak," kata Jupe, "ia jelas seseorang yang perlu kita amat-amati namun kurasa dia bukanlah Pria Berpakaian Hitam. Dengan alasan yang sama Gaspar St. Vincent juga bisa kita coret."
"Mungkin Kapten Cutter!" seru Pete. "Mungkin ia iri akan segala penemuan pamanmu dan ingin mencuri beberapa. Mungkin saja ia penderita kleptomania. Mungkin ia tidak dapat menahan diri untuk mencuri!"
"Itu salah satu kemungkinan yang sedang kupikirkan," kata Jupe mengakui. "Ketika ia pergi pagi ini, ia berkata akan ke tempat penelitiannya. Hanya ada satu cara untuk mengetahui kebenarannya!"
Anak-anak berlari ke rumah dan dengan menggunakan kunci yang diberikan paman Jupiter mereka masuk. Bob segera menemukan buku telepon Atticus Jones dan membalik-balik halamannya hingga menemukan nomor kantor Oscar Cutter di universitas di Portland. Bob menghubungi nomor itu dan seorang penerima telepon dengan datar memberitahunya bahwa pria itu berada di tempat penelitian sejak pagi. Kemudian mereka mencoba nomor telepon seluler Kapten Cutter. Ketika Cutter menjawab, Bob hanya samar-samar mendengar suaranya di tengah-tengah gemuruh ombak dan aba-aba yang diteriakkan awak kapalnya.
"Halo. Cutter di sini," pria itu berseru untuk mengatasi keributan. "Halo? Bicaralah lebih keras, aku tidak dapat mendengarmu!"
Bob lekas-lekas memutuskan hubungan dan menatap rekan-rekannya. "Belum terbukti ia memang di tempat penelitian tapi jelas ia ada di atas sebuah kapal."
Jupiter berpikir sejenak. "Seharusnya tidak sulit untuk memastikan ia ada di sana hari ini. Kurasa kita bisa menyimpulkan bahwa Pria Berpakaian Hitam bukanlah perompak penuh otot yang bernama Bly itu, bukan juga Kapten Cutter."
"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Pete.
Jupiter menimbang-nimbang dan kemudian menggeleng. "Kita perlu bertanya kepada pamanku dan Kapten Cutter jika mereka pernah melihat seseorang yang ciri-cirinya seperti Pria Berpakaian Hitam. Sepertinya orang itulah si pencuri yang telah memasuki rumah pamanku."
"Mungkin kita perlu mengamat-amati Perompak Baru dan memata-matai Bly dan Gaspar?" usul Bob. "Bly sudah jelas mencurigai aktingmu tentang tugas sekolah itu dan ia sama sekali tidak senang Pete dan aku memata-matainya!"
"Gagasan bagus, Data," kata Jupiter setuju. "Ini ideku: aku akan tinggal di sini dan menjaga rumah Paman Atticus kalau-kalau Pria Berpakaian Hitam kembali. Kau pergi ke pos pemadam kebakaran dan lihat kalau Connie Bly muncul. Pete dapat meminjam sepeda Paman Atticus dan pergi ke pantai ke tempat penelitian Oscar Cutter. Tanyakan kepada orang-orang di sana untuk memastikan bahwa Cutter berada di sana sepanjang pagi -- dan jika ada kesempatan, tanyakan kepadanya kalau-kalau ia pernah melihat seseorang berpakaian hitam-hitam luntang-lantung di sekitar tempat penelitiannya ataupun rumah pamanku."
Pete mengedipkan mata ke arah Bob. "Aku tidak tahu persis arti luntang-lantung namun hal-hal yang lain masuk akal!"
Bob tertawa dan memukul punggung Pete. "Pikirkan saja betapa kosa katamu bertambah setiap kali Trio Detektif mengusut sebuah kasus!"
Jupiter tidak peduli akan sindiran teman-temannya tentang kegemarannya menggunakan kata-kata sukar. Ia telah terbiasa akan hal itu. Ia berdehem dengan lagak penting dan melanjutkan. "Ada satu hal lagi yang perlu kita diskusikan sebelum kita mengerjakan tugas kita masing-masing," katanya dengan resmi.
Bob dan Pete menatap rekan mereka yang gempal itu, tidak mengerti hal apa yang belum mereka bahas. "Apa itu, Jupe?" tanya Bob.
Jupiter meringis dan berlari ke dapur sambil berseru, "Makan siang!"

***

Ketika Bob kembali dari pengintaiannya di markas pemadam kebakaran tua, ia melaporkan bahwa Connie Bly tidak kembali ke sana dan Gaspar St. Vincent secara wajar mengunci markas dan pulang ke apartemennya, yang terletak hanya di seberang jalan.
Hari sudah hampir gelap ketika Pete meluncur masuk dengan sepeda tua Atticus Jones. Titus, Mathilda, dan Atticus telah lama kembali dari berbelanja dan setelah mendengar penuturan Jupiter mengenai Pria Berpakaian Hitam yang berkeliaran di kapal, Atticus memeriksanya dengan teliti dan menyatakan tidak ada yang hilang. Dengan bantuan Jupe ia kemudian memasang sebuah gembok besar di pintu depan dan mereka duduk-duduk di beranda depan sambil minum es teh dan mendengarkan kisah Atticus tentang bajak laut, ranjau-ranjau, dan barang-barang rampasan.
Atticus berhenti bercerita ketika melihat Pete memasuki halaman. "Peter! Ke mana saja kau sepanjang hari?"
Pete sengaja berlagak lelah, lapar, dan mengibakan. "Melakukan satu lagi tugas dari kemenakan Anda!" keluhnya. "Kapten Cutter ada di atas kapal sepanjang hari dan diantar pulang oleh seorang kawan. Ketika kutanyai tentang Pria Berpakaian Hitam, ia berkata tidak yakin. Menurutnya, sepertinya orang yang sama dengan yang dikejarnya pagi ini."
"Kalian menyelidiki Cutter?" tanya Atticus kaget. "Demi langit, untuk apa?"
"Ia nampak seperti seorang lelaki terhormat menurutku," Bibi Mathilda keberatan. "Aku tidak ingin kalian mengganggunya, ia sudah punya cukup banyak masalah dengan kapal yang akan datang itu!"
"Kapal?" seru Jupe. "Kapal apa?"
Paman Titus menendang pergelangan kaki istrinya dan Bibi Mathilda menutupi mulutnya dengan sebelah tangan. "Oh, maaf!" katanya menghembuskan nafas.
Atticus Jones menatap Bibi Mathilda dengan kesal. "Dasar wanita, tidak dapat menyimpan rahasia sekalipun yang menyangkut nyawamu!" keluhnya. Ia berpaling ke arah anak-anak. "Pertama-tama katakan padaku apa yang kalian mau dari sahabatku Oscar Cutter dan kemudian akan kuceritakan tentang kapal yang seharusnya merupakan kejutan itu."
Jupiter duduk di pinggiran beranda dan menyilangkan kaki. Ia terlihat seperti patung Buddha yang terbakar matahari dan mengenakan kemeja Hawaii. Ia menyatukan kedua telapak tangannya. "Apa sebenarnya yang dilakukan Kapten Cutter di sini sepagi itu, Paman Atticus?"
Atticus Jones menghirup tehnya dan mengerutkan kening. "Oscar Cutter ada di sini pagi ini atas permintaanku. Karena kami berdua selalu bangun pagi-pagi sekali, aku memintanya mampir sebelum pergi ke tempat penelitiannya untuk memeriksa beberapa meriam besar yang kutemukan minggu lalu. Meriam adalah bidang khususnya, aku perlu tahu jika yang kutemukan itu berasal dari militer atau sebuah kapal yang lebih kecil seperti milik Si Janggut Hitam. Kau kan tidak berpikir bahwa Oscar menyusup ke dalam rumahku? Kuakui dia memang mudah marah namun ia bukanlah penjahat!"
Jupiter sama sekali tidak ragu-ragu. "Sejauh yang kami tahu, hanya ialah selain Bob dan Pete yang benar-benar pernah melihat si pencuri. Kuakui bahwa ia dan Pria Berpakaian Hitam tidak mungkin orang yang sama namun kita juga belum dapat mencoret namanya."
Atticus Jones memandangi keponakannya lama, kemudian tersenyum. "Aku percaya akan kemampuanmu sebagai seorang detektif, Jupiter. Namun aku tidak segan memberitahumu bahwa kau menyalak di pohon yang salah dengan Kapten Cutter. Aku telah mengenalnya selama bertahun-tahun dan ia selalu jujur dan terbuka denganku. Sepertinya Pria Berpakaian Hitam inilah yang kita cari."
Mata Pete berbinar-binar. "Sekarang beri tahu kami tentang perahu atau kapal atau apalah itu!"
Paman Atticus tertawa keras. "Ini seharusnya merupakan kejutan tapi kurasa tidak ada salahnya memberi bocoran kepada kalian. Dua hari lagi Seruling Belanda, sebuah kapal bertiang layar tiga sepanjang tiga puluh meter, sangat serupa dengan Pembalasan Ratu Anne milik Si Janggut Hitam, akan datang ke Anchor Bay, berlabuh hanya beberapa meter dari tempat penelitian Cutter. Kapal itu adalah bagian dari acara yang disponsori oleh universitas untuk mengumpulkan dana dan membangkitkan minat publik sehingga Cutter dapat melanjutkan pekerjaannya. Oscar telah mengusahakan tanda masuk khusus bagi kita, sehingga kita dapat melihat-lihat seluruh bagian kapal -- tidak hanya geladak atas seperti para pengunjung yang lain!" Atticus bersandar, matanya berbinar-binar. "Apa pendapat kalian?"
"Hebat!" seru anak-anak serempak.
"Sebuah kapal bajak laut asli!" seru Bob. "Aku harus membeli persedian film untuk kameraku!"
"Menakjubkan!" kata Pete lantang. "Aku sudah tidak sabar!"
Anak-anak begitu penuh semangat dan mereka mengobrol dengan hebohnya seraya masuk dan bersiap-siap untuk tidur. Karena Paman Titus dan Bibi Mathilda menggunakan kamar tidur tambahan di dalam rumah, anak-anak diizinkan tidur di atas kapal bersama Atticus. Mereka bergegas mengambil kantung tidur dan bantal mereka dan menuju pintu belakang.
Sebelum tiba di pintu, Jupiter berhenti dan memandang peti tua yang sempat menyimpan Cakar Perunggu sebelum dicuri. Wajahnya berubah. "Sudah cukup banyak misteri untuk hari ini, Jupe," protes Pete. "Marilah menyelidiki seberapa cepat kita bisa terlelap."
Jupiter menggelengkan kepala dan mencubiti bibir bawahnya. Ia berdiri diam selama beberapa saat, menyuruh ingatannya yang tajam bekerja keras, berusaha mengingat hal yang berbeda dari peti itu sebelumnya.
Bibi Mathilda memanggil dari dalam kamar. "Aku tidak mau kalian berjaga sepanjang malam. Kalian perlu istirahat untuk tugas-tugas yang telah kusiapkan besok."
"Aku kurang suka mendengarnya," kata Bob. "Ayo, Jupe. Mari kita tidur."
Namun Jupiter tidak bergeming. Ia tetap berdiri kaku hingga sebuah bola lampu seolah-olah menyala di otaknya. Mukanya yang tembam sekonyong-konyong menyunggingkan senyum dan ia berjalan ke arah peti.
"Aku tahu!" serunya. "Peti ini telah dipindahkan!"
"Mungkin Bibi Mathilda telah berbenah," Bob menguap.
Jupiter mencubiti bibirnya. "Ya, namun ketika Paman Atticus menutupnya pagi tadi, ia tidak memasang kembali pengunci kuningan di bagian depan."
"Jadi?" tanya Pete. "Pamanmu bukanlah orang paling rapi di Anchor Bay. Lihatlah berkeliling. Ada rongsokan di mana-mana!"
Tiba-tiba Bob mengerti maksud Jupiter.
"Tunggu dulu," katanya. "Jika pagi ini pamanmu hanya mengembalikan penutupnya, lalu mengapa sekarang peti ini terkunci?"
"Tepat!" kata Jupiter. Dan dengan satu gerakan cepat Penyelidik Pertama berlutut, membuka pengunci, dan mengangkat penutup peti.
Di dasar peti itu tergeletak Cakar Perunggu. 

No comments:

Post a Comment