Tuesday, October 26, 2010

Trio Penyamar Chapter 13

BAB XIII
PERANGKAP TELAH SIAP

Keesokan harinya Bob bangun pagi-pagi dan terpincang-pincang turun ke dapur tempat ibunya sedang memasak telur goreng untuk sarapan.
"Selamat pagi, Robert," sapa ibunya. "Cepatlah makan sarapanmu. Kau perlu lebih banyak waktu untuk bersiap-siap sekarang karena penopang kakimu itu."
Ayah Bob sedang menikmati ritual hari Sabtunya dengan surat kabar, pipa, dan kopi yang banyak. Ia meletakkan korannya dan tersenyum kepada Bob. "Jadi hari inilah hari besarnya?"
"Ya," kata Bob antusias. "Jupe berharap kita bisa menyelesaikan kasus ini hari ini!"
"Kasus," kata ayahnya, sedikit kaget. "Maksudku acara penghargaan itu."
"Oh ya," Bob mengangkat bahu, menyeringai. "Itu hari ini juga."
"Kalian tidak sedang mempersiapkan yang aneh-aneh kan?" tanya ayahnya curiga.
Ibunya meletakkan piring di depan Bob dan menuangkan jus jeruk untuknya. "Yang aneh-aneh tidaklah terlalu aneh untuk Jupiter Jones. Ia memang telah menemukan cincinku tapi kadang-kadang anak itu terlalu pintar!" kataya, menggelengkan kepala sebagai penegasan. "Sekarang makanlah, Robert. Akan kusiapkan pakaianmu di tempat tidur."
Sebentar kemudian terdengar tiga klakson kencang di depan rumah Bob. Bob mengintip dari jendela dan melihat Rolls Royce bersepuh emas yang mengagumkan itu bertahta seperti sang raja hutan. Ia menyeret kakinya dan keluar dari pintu depan. Worthington melompat keluar dari mobil dan berlari ke sisi yang lain untuk membukakan pintu untuk Bob.
"Terima kasih, Worthington."
"Sama-sama, Master Robert. Oh ya, saya akan senang sekali jika dapat membantu memecahkan kasus Anda. Mobil ini akan berada di depan Rotary Club, siap berangkat begitu diperlukan."
Bob tersenyum sambil masuk ke bagian dalam Rolls Royce yang mewah. "Aku tak tahu apa yang dapat kami lakukan tanpamu, Worthington."
Beberapa menit kemudian mobil anggun itu berhenti di depan Jones Salvage Yard. Jupe dan Pete berdiri di depan pagar, nampak bersih sekali. Rambut mereka tersisir rapi dan mereka mengenakan pakaian terbagus mereka. Bob dapat melihat bahwa Jupiter juga membawa ranselnya.
"Kue dan soda lagi, Jupe?" tanyanya ketika kedua anak itu masuk ke mobil.
"Kalau Jensen beraksi nanti, aku mau kita telah siap," kata remaja gempal itu. "Ini walkie-talkie kita, alat penjejak, dan kapur. Benda-benda ini akan dipamerkan namun kita akan bisa segera meraihnya kapan pun Jensen berusaha mengambil mutiara itu."
"Menurutku ia gila jika ingin beraksi di acara itu," kata Pete. "Tempat itu pasti akan dipenuhi polisi!"
"Kuduga Jensen malah akan memanfaatkan keadaan itu," jawab Jupe.
"Maksudmu ia akan menyamar sebagai salah seorang anak buah Chief Reynolds?" tanya Bob.
"Kemungkinannya tidak kecil. Aku berencana akan memperingatkan Chief begitu kita tiba agar hati-hati terhadap adanya polisi yang menyamar."
Worthington berdehem. "Maaf, Teman-teman. Saya harus tetap berada di mobil karena itu adalah tugas saya. Namun demikian saya akan membuka mata terhadap kegiatan apapun yang mencurigakan di luar gedung Rotary Club."
"Jika tidak terlalu merepotkan, aku ingin kau masuk sebentar, Worthington. Aku tahu banyak orang yang ingin berjumpa dengan Penyelidik Keempat Tidak Resmi," kata Jupe.
Worthington tersenyum. "Mungkin saya bisa meninggalkan mobil sebentar. Cukup untuk sedikit teh dan biskuit."
Mereka semua tersenyum. Worthington dan gaya hidup Inggrisnya sering kali kontras dengan kepribadian California Selatan.
Beberapa saat kemudian Worthington bersuara. "Kita telah tiba dan merupakan kehormatan bagi saya jika Anda mengizinkan saya membukakan pintu," katanya.
"Tentu saja, Worthington. Akan membuat kedatangan kami penuh kesan," jawab Jupe.

*****

Sejenak kemudian anak-anak itu duduk di meja kehormatan di sisi kanan podium. Leo Magellan, direktur museum yang gendut, duduk di meja di sisi kiri dan memandang Pete dengan curiga.
Pete menyikut Jupe. "Sepertinya ia mengenaliku," katanya sambil menelan ludah.
"Santai saja, Pete," bisik Jupe. "Kau tidak salah apa-apa. Sebelum hari ini berakhir kuharap kita dapat membuktikannya!"
Panitia memberikan penghargaan atas pengabdian mereka terhadap masyarakat dan persembahan cek berjalan lancar tanpa terjadi sesuatu yang tidak wajar. Mutiara masih berada di dalam kotak kaca di atas meja di tengah ruangan bersama beberapa cendera mata dari kasus-kasus Trio Detektif yang lain, seperti proyektor yang digunakan untuk menghasilkan hantu dari Misteri Hantu Hijau, koin emas dari Pulau Tengkorak, dan kalung laba-laba perak dari Varania. Jupe nyaris gemetar di kursinya penuh harap.
"Aku tak mengerti," desahnya. "Aku yakin Jensen akan sudah beraksi sekarang. Acara ini hampir selesai! Mari kita berbaur dengan orang-orang dan mencoba mengenali Jensen."
Anak-anak itu meninggalkan tempat duduk mereka. Pete menolong Bob menuruni tangga panggung dan mereka menghilang di antara orang-orang yang memenuhi ruangan.
Tepat pada saat itu terdengar bunyi barang pecah dari arah dapur. Jupe berusaha mencapai pintu dapur dan berusaha mencari Pete dan Bob di tengah kerumunan. Kini terdengar teriakan dan jeritan dari balik pintu ayun dapur. Semua orang menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Jupe dapat melihat Chief Reynolds berbicara melalui walkie-talkie-nya. Paling tidak dia waspada! Tiba-tiba pintu dapur terbuka dan Jupe terjatuh ke lantai. Koki kepala dari jasa boga sedang memarahi seorang bawahannya yang ceroboh.
"Kau bodoh! Kau telah memecahkan jambangan Cina seharga seribu dolar!"
"Bukan saya," kata pelayan itu bersikeras. "Saya didorong!"
"Hah! Didorong," kata si koki sinis. "Seperti waktu itu kau juga 'didorong', eh? Tidak akan terulang lagi! Kau dipecat!"
"Tapi ... tapi ..." pelayan itu tergagap-gagap.
Jupe cepat bangkit. Ini dia! Suatu pengalih perhatian! Ia lekas-lekas menatap sekeliling ruangan, mencari Bob dan Pete. Mereka tak terlihat di tengah-tengah lautan manusia ... dan walkie-talkie mereka ada di dalam kotak kaca di sisi lain ruangan! Jupe berpikir cepat. Hanya ada satu hal yang bisa dilakukan.
Secepat seekor kucing, Jupe menyelinap melewati koki yang sedang marah itu dan masuk ke dapur. Beberapa pelayan telah berhenti bekerja untuk memandangi kejadian itu dan hampir-hampir tidak menyadari kehadirannya. Jupe mengamati semua wajah mereka, mencari Jensen. Ia tidak ada di dapur. Jupe berjalan cepat ke pintu masuk pelayan dan mengintip melalui pintu belakang ke tempat parkir di belakang gedung Rotary Club.
Tidak ada siapapun di tempat parkir, hanya ada beberapa buah van putih dari jasa boga. Jupe berbalik hendak kembali ke ruang makan ketika sesuatu menarik perhatiannya. Tiga dari van itu berwarna putih mengkilap, baru. Namun yang keempat sudah tua, penyok-penyok, dan penuh karat, seperti mobil yang menculik Bob! Setelah menimbang sejenak, Jupe memutuskan untuk memeriksanya sendirian dan keluar dari pintu belakang.
Ia melangkah keluar ke bawah cahaya terang matahari dan menudungi matanya. Tidak ada orang dan sekaranglah kesempatannya! detektif gempal itu bergegas menuju van yang berbeda itu dan dengan waspada mengintip melalui jendelanya. Kosong. Tanpa membuang waktu Jupe membuka pintu belakang van.
Ia ternganga.
Bagian belakang van putih tua itu dipenuhi hasil seni dan harta dari Asia yang tak ternilai! Jupe dapat melihat sutra yang indah, peti kayu hasil kerajinan tangan, jambangan yang tak ternilai, dan benda-benda antik lainnya. Benda-benda curian ini pasti bernilai satu juta dolar, pikirnya.
Tiba-tiba ia mendengar seruan dan suara kaki berlari. Jupe melihat sekeliling, mencari tempat persembunyian. Hanya ada satu tempat dan ia menyadarinya. Tanpa berpikir dua kali Jupe melompat masuk ke bagian belakang van dan membanting pintunya hingga tertutup, tepat pada saat Jensen dan Ping berlari keluar dari sudut gedung Rotary Club.
Jupe menelan ludah dan memandang sekelilingnya di dalam van. Peti itu! Nampaknya cukup besar untuk seorang anak lelaki ... jika tidak ada sesuatu di dalamnya! Jupe membuka penutupnya dan menghembuskan nafas lega. Kosong. Dengan cepat ia melompat masuk dan menutup penutupnya ... tepat pada waktunya. Jensen dan Ping membuka pintu van dan Jupe mendengar suara mesin meraung hidup. Kemudian Jupe mendengar suara lain. Bob, Pete, dan Chief Reynolds! Jupe tersenyum sendiri sementara van itu mulai bergerak dan berguncang-guncang. Mereka akan membuntuti van itu dan akhirnya memasukkan Jensen ke penjara, tempatnya yang seharusnya.
Lalu secepat munculnya, senyum Jupe berubah menjadi kerutan ketika ia mendengar Jensen dan Ping berbicara. "Mendorong si tolol yang membawa piring-piring itu benar-benar berguna," Jensen tertawa. "Namun anak-anak sialan itu masih sempat melihat kau memecahkan kaca dan mencuri mutiara-mutiara itu. Kau seharusnya lebih hati-hati," katanya memperingatkan. "Yah, sudahlah. Sekarang kita tinggal menyingkirkan van ini, memuat semua barang ini ke truk yang sebenarnya, dan kita bebas!"
"Apakah Won akan membayar mahal?"
"Tentu saja. Bagaimanapun juga ia menganggap semua ini miliknya yang sah. Kita kaya, Ping! Sekarang kita harus ke San Fransisco tanpa tertangkap oleh polisi!"

*****

Di bagian belakang jantung Jupe berdebar kencang dan ia berkeringat dingin.
Won?
San Fransisco?
Jupe menelan ludah. Ia berada dalam kesulitan besar dan tidak dapat berbuat apa-apa!
  Next Chapter

No comments:

Post a Comment