Tuesday, October 26, 2010

Trio Penyamar Chapter 12

BAB XII
MEMBUAT PERANGKAP

"Wah! Mutiara Hantu!" Bob dan Pete berseru serempak. "Di mana kau temukan, Jupe?"
Penyelidik Pertama yang gempal itu tidak dapat menahan tawa. "Aku tidak menemukan mutiara-mutiara ini, aku membuatnya."
"Membuat? Apa maksudmu?" tanya Pete.
Jupiter meraup segenggam mutiara dan memberikannya kepada Bob dan Pete. "Ketika aku akhirnya bisa menduga siapa di balik semua ini, aku mulai menyusun rencana, yang akan kubeberkan sebentar lagi. Langkah pertama adalah menyiapkan beberapa Mutiara Hantu. Kalian sama tahunya dengan aku bahwa Mutiara Hantu terakhir telah hancur dalam gua di Verdant Valley. Maka aku memutuskan untuk membuat beberapa butir tiruannya. Jika kalian amati mutiara di tangan kalian, kalian akan melihat bahwa itu hanyalah kerikil halus yang kupungut di jalan masuk pangkalan dan kucat abu-abu. Hasilnya cukup meyakinkan bukan?"
"Kau berhasil menipuku," kata Bob. "Tapi bagaimana kita akan memanfaatkannya?"
"Koreksi," kata Jupe, "maksudmu, bagaimana Pete dan aku akan memanfaatkannya."
"Oh ya," kata Bob muram. "Aku benar-benar tidak suka tidak dapat ikut beraksi. Sepertinya Duet Detektif akan menangani sisa kasus ini."
"Jangan khawatir, Bob," kata Jupe menenangkan. "Aku punya perasaan bahwa akan banyak yang bisa kau tulis tentang kasus ini setelah malam penghargaan besok."
"Apakah kita akan menggunakan batu-batu ini untuk menjebak Jensen?" tanya Pete.
"Ya," kata Jupe. "Kita tahu bahwa Jensen adalah seorang penjahat berbahaya yang akan melakukan apa saja demi uang. Maka marilah kita pancing dia masuk ke dalam perangkap dengan sesuatu yang tak ternilai. Jensen tahu bahwa Mr. Won akan membayar tinggi, maka menurutku ia takkan menolak umpan ini. Ia akan berusaha mendapatkan mutiara ini ... dan kita akan ada di sana untuk menangkapnya!"
"Bersama polisi, tentu saja," Pete menambahkan.
"Tentu saja," kata Jupe setuju. "Jensen terlalu berbahaya untuk kita tangani sendiri. Aku sama sekali tidak keberatan meminta bantuan Chief Reynolds untuk menyelesaikan kasus ini." Remaja gempal itu meraup perhiasan tak ternilai itu dan memasukkannya kembali ke dalam kantung.
"Jadi apa tindakan kita sekarang, Pertama?" tanya Pete.
"Sekarang kita harus mengumumkan bahwa kita memiliki beberapa butir Mutiara Hantu terakhir di dunia! Kita akan memberi tahu Chief Reynolds tentang rencana kita dan minta bantuannya menyebarkan berita ini. Kita dapat menghubungi stasiun radio setempat dan meminta mereka mengumumkan bahwa Trio Detektif akan memamerkan cendera mata dari beberapa kasus mereka yang paling terkenal -- termasuk Mutiara Hantu yang menakjubkan -- dalam acara besok."
"Ayahku kenal dengan penerbit surat kabar Rocky Beach. Aku bisa memintanya memasang iklan dalam terbitan hari ini, mengatakan bahwa Mutiara Hantu akan dipamerkan," kata Bob. Ayah Bob telah lama bekerja pada sebuah surat kabar terkenal di Los Angeles. Ia sering kali tertarik akan kasus-kasus anak-anak itu dan menawarkan bantuan jika mungkin.
"Usul yang bagus, Data," kata Jupe. "Dan selagi kau tidak dapat ke mana-mana, kau bisa memulai Hubungan Hantu ke Hantu, meminta anak-anak menyebarkan berita tentang mutiara ini kepada siapa saja yang mau mendengarkan." Hubungan Hantu ke Hantu adalah rancangan Jupiter; masing-masing dari mereka menelepon lima orang kawan yang berbeda dan meminta mereka melakukan sesuatu. Masing-masing dari kelima kawan itu selanjutnya menelepon lima orang kawan mereka dan menyampaikan hal yang sama. Dalam waktu beberapa jam Trio Detektif bisa mengerahkan seluruh populasi anak-anak Rocky Beach!
"Bagaimana dengan kita, Jupe?" tanya Pete. "Tidakkah sebaiknya kita melakukan Hubungan Hantu ke Hantu juga?"
"Kita lakukan nanti. Sekarang kau dan aku harus turun ke jalan dan menyebarkan berita tentang mutiara ini."
"Mengapa aku tiba-tiba merasa cemas?" tanya Pete resah.
"Sepertinya kau telah mengenalku dengan baik," kata Jupe sambil tersenyum. "Kita tahu Jensen mengamat-amati kita ... kemungkinan pada saat kita berbicara ini."
Pete menelan ludah dan menyibakkan tirai, melihat keluar kaca jendela dengan raut wajah cemas.
"Jangan khawatir, Pete," kata Bob. "Lingkungan sekitar sini aman dan rasanya ia tidak akan macam-macam ketika hari masih terang."
Jupe melanjutkan, "Kita tahu ia mengamati kita, maka biarlah ia mendengar kita juga. Pete dan aku akan kembali ke pangkalan dan berkeliling, berusaha nampak sibuk. Selama itu kita akan berbicara dengan keras tentang betapa bersemangatnya kita akan penghargaan itu dan tentang akan dipamerkannya Mutiara Hantu."
Pete mulai berjalan mondar-mandir dan mengusap-usap rambutnya. "Sekarang aku benar-benar cemas!"
"Kujamin kita tidak akan apa-apa," kata Jupe.
"Bukan itu," seru Pete. "Jika kita mondar-mandir di sekitar pangkalan, itu sama saja dengan meminta dipekerjakan oleh Bibi Mathilda!"
Ketiga sahabat itu tertawa terbahak-bahak.

*****

Beberapa menit kemudian, setelah meninggalkan Bob untuk mulai menelepon, Jupe dan Pete menghentikan sepeda mereka di depan gerbang pangkalan.
"Kita gunakan pintu depan," kata Jupe. "Tidak ada gunanya memberi tahu semua rahasia kita."
"Apa yang harus kukatakan?" tanya Pete.
"Apa saja yang terpikir olehmu. Bicara dengan keras namun wajar."
"Gampang saja bagimu mengatakannya," desah Pete. "Akting bagimu telah mendarah daging."
Selama sejam berikutnya kedua anak itu berkeliaran di Jones Salvage Yard, merapikan barang-barang dan berbicara dengan kuat tentang Mutiara Hantu. Ketika Jupe merasa puas, ia menarik Pete ke pondok kecil yang berfungsi sebagai kantor dan berbisik di telinganya.
"Sepertinya sudah cukup bagus. Sekarang kita tinggal menunggu Jensen mengambil tindakan. Aku akan memberi tahu Chief Reynolds dan menjelaskan rencana kita. Pasukannya harus benar-benar waspada pada acara penghargaan besok, siap untuk menangkap Jensen saat ia berusaha mengambil mutiara itu. Apakah tidak apa-apa bagimu untuk pulang bersepeda? Mungkin sebaiknya kita minta tolong Konrad mengantarkanmu."
"Tidak apa-apa," bisik Pete. "Tidak jauh dan seperti kata Bob, kecil kemungkinannya ia akan mencoba macam-macam di tengah hari."
Jupiter memikirkannya selama beberapa saat. "Aku yakin itu benar namun aku akan lebih tenang jika kau keluar tanpa terlihat. Gunakan saja Gerbang Biru Dua dan ambil jalan belakang untuk ke rumahmu. Lebih baik berhati-hati." Gerbang Biru Dua adalah sebuah jalan masuk rahasia di pagar pangkalan, terletak di sudut jauh pangkalan di balik kantor. Pagar bagian luar dilukisi dengan pemandangan di taman, ibu-ibu berpakaian gaya Victoria lengkap dengan payung mengawasi anak-anak mereka bermain di tepi sebuah kolam. Dua papan yang merupakan jalan masuk rahasia itu berwarna biru terang seperti langit. Karena sulit untuk menggunakannya tanpa dilihat Bibi Mathilda, anak-anak itu jarang memanfaatkannya kecuali dalam keadaan darurat.
"Akan kutelepon kau setelah tiba di rumah," kata Pete.
"Baiklah. Jangan lupa menelepon untuk Hubungan Hantu ke Hantu supaya orang-orang mulai membicarakan Mutiara Hantu. Dan jangan lupa mandi bersih-bersih dan mengenakan pakaian terbaikmu untuk besok!"
"Tidak akan lupa!" bisik Pete. Remaja jangkung itu mengayuh sepedanya ke balik kantor dan menghilang melalui Gerbang Biru Dua sementara Jupe masuk kembali ke kantor dan mulai menelepon.

*****

Di seberang jalan Jensen dan rekannya si orang Asia duduk di dalam sedan dengan mesin menyala. "Nah, apa itu tadi ... Mutiara Hantu, Ping? Baru saja kita hendak melakukan aksi terakhir dan meninggalkan kota ini. Bagaimana menurutmu?" gerutunya.
"Sepertinya sebuah perangkap," gumam Ping.
"Itulah yang kupikirkan," kata Jensen setuju. "Tetap saja aku akan punya cukup uang untuk seumur hidup jika aku bisa mendapatkan mutiara itu dan kita tidak usah melaksanakan rencana semula untuk menculik anak gendut itu demi tebusan."
"Sepertinya beresiko," kata Ping. "Tak mungkin kita bisa mengambil mutiara-mutiara itu dengan polisi di mana-mana. Kita harus menyusun rencana."
"Oh, aku punya rencana, Ping," desis Jensen. "Tentu saja aku punya rencana."
Next Chapter

No comments:

Post a Comment