Tuesday, October 26, 2010

Trio Penyamar Chapter 3

BAB III
PENCURIAN KEDUA!

Pete Crenshaw bangun pagi-pagi sekali dan memerangi kabut California yang tebal untuk memotong rumput di halaman tetangganya. Ia tidak terlalu suka akan tugas membuntuti Skinny Norris dan mobilnya berkeliling Rocky Beach dengan sepeda. Tapi Pete adalah yang paling atletis dari ketiga anak itu, jadi dialah yang selalu mendapat tugas seperti ini. Namun demikin pagi ini Pete beruntung. Mobil Skinny Norris tidak pernah meninggalkan rumah orang tuanya sepanjang pagi. Sekarang hari telah siang dan dari tempat persembunyiannya di atas pohon elm besar di seberang jalan, Pete, dengan teropong ayahnya, hanya melihat muka Skinny yang berbintik-bintik mengintip melalui tirai dengan gelisah dari waktu ke waktu. Pete merasa Skinny nampak cemas dan ia mengingatkan diri untuk melaporkan hal ini kepada Jupe. Ia memasukkan teropong ke dalam kotaknya dan turun dari pohon.

*****

Matahari tengah hari yang panas telah menghabisi sisa-sisa kabut pagi ketika Pete meluncur di atas sepedanya masuk ke Jones Salvage Yard. Hans dan Konrad, kedua pekerja pangkalan asal Bavaria, sedang membuka terpal penutup truk pangkalan dan melihat-lihat isinya.
"Hi, Konrad. Hi, Hans."
"Hi, Pete," kata Konrad.
"Kau mencari Jupe?" tanya Hans.
"Ia tak ada di sini?" tanya Pete heran. "Katanya ia harus bekerja seharian!"
"Ia tidak kelihatan sepanjang pagi, Pete. Bob ada di sini," jawab Konrad.
"Baiklah. Terima kasih ya."
"Sama-sama, Pete," balas kedua bersaudara itu dengan riang.
Pete menaiki sepedanya mengelilingi tumpukan barang bekas hingga ia tiba di bengkel Jupe. Sepeda Bob tersandar di mesing cetak tua yang telah diperbaiki oleh Jupiter. Pete menyandarkan sepedanya ke sepeda Bob dan merangkak di bawah mesin cetak. Ia menyingkirkan potongan terali yang seolah-olah tersandar begitu saja pada sebuah pipa tua berdiameter besar dan merangkak masuk. Ini adalah pintu masuk ke Lorong Dua. Pipa itu memanjang beberapa meter, sebagian berada di bawah tanah. Anak-anak itu telah meletakkan potongan karpet di bagian bawah di dalam pipa sehingga lutut mereka terlindungi. Pete tiba di pintu yang membuka ke atas, ke lantai markas, mengetuk dengan kode khusus, dan masuk.
Bob Andrews sedang sibuk bekerja di lemari arsip. Dengan sebatang pensil di sela-sela giginya it menggumamkan halo kepada Pete.
"Kau lihat Jupe?" tanya Pete.
"Tidak kelihatan sepanjang pagi," gumam Bob.
"Waduh, menurutmu ...." Pete terpotong oleh dering telepon. Kedua anak itu saling berpandangan selama beberapa saat. Telepon itu jarang berdering dan jika ia berdering, biasanya untuk sesuatu yang penting. Bob menjatuhkan pensil di mulutnya dan menjawab dengan suaranya yang paling profesional.
"Trio Detektif, dengan Bob Andrews."
"Data!" Ternyata Jupiter dan ia terdengar terburu-buru. "Pete ada?"
"Dia baru saja datang. Di mana kau?"
"Nyalakan pengeras suara!" perintah Jupiter.
Pengeras suara yang dimaksud adalah sebuah mikrofon dan speaker yang telah dihubungkan oleh Jupiter sehingga mereka bertiga dapat ikut serta dalam pembicaraan di telepon. Bob menyalakannya dan memegang gagang telepon di depan mikrofon.
"Silakan, Pertama," kata Bob.
"Keadaan darurat! Gampang Tiga! Kelana Gerbang Merah! Green's Hardware Store! Segera! Hati-hati!" Dan tiba-tiba Jupiter memutuskan hubungan. Bob dan Pete saling berpandangan seolah-olah terhipnotis oleh nada sambung di telinga mereka.
"Apa itu tadi?" tanya Pete.
"Aku tidak yakin tapi sebaiknya kita ikuti saja perintahnya!" seru Bob. "Ayo!"
Pete dan Bob berdesak-desakan keluar melalui Gampang Tiga. Gampang Tiga adalah sebuah pintu besar yang masih menempel pada bingkainya dan seolah-olah tersandar begitu saja pada suatu tumpukan barang rongsokan. Kalau dibuka dengan sebuah anak kunci berkarat yang tersembunyi, pintu itu membuka ke sebuah ketel raksasa, yang kemudian menuju ke markas.
Diam-diam mereka mengambil sepeda dan menuju Kelana Gerbang Merah. Bertahun-tahun yang lalu beberapa pelukis Rocky Beach telah melukisi pagar yang mengelilingi pangkalan barang bekas sebagai tanda terima kasih mereka kepada Titus Jones yang sering kali memberi mereka benda-benda yang mereka butuhkan secara cuma-cuma. Salah satu lukisan di bagian belakang menampilkan kebakaran besar yang terjadi di San Fransisco. Seekor anjing kecil, yang diberi nama Kelana oleh anak-anak, dengan sedih menatap rumahnya yang dimakan api. Jupiter merancang sebuah sistem sedemikian sehingga jika mata Kelana ditekan, tiga papan pagar akan membuka ke atas. Mereka biasanya menggunakan pintu masuk ini jika ingin ekstra hati-hati agar tidak terlihat oleh Bibi Mathilda.
Bob dan Pete membiarkan Kelana Gerbang Merah tertutup dan mengebut sepeda mereka melalui jalan setapak di rumput, menuju ke daerah perbelanjaan di tengah kota Rocky Beach.
"Mungkinkah kita diawasi?" tanya Bob dengan cemas di sela-sela nafasnya yang memburu.
"Mungkin saja," jawab Pete suram. "Kita harus tetap berjaga-jaga dan jangan sampai dibuntuti!"
Mereka selalu mengambil jalan-jalan kecil dan lorong-lorong, berulang kali melihat ke belakang ke arah mobil-mobil yang mereka curigai membuntuti mereka. Beberapa menit kemudian mereka tiba di Green's Hardware Store. Jupiter dan Chief Reynolds berdiri di depan toko. Jupiter sedang mondar-mandir, mencubiti bibir bawahnya, dan nampak berpikir keras sekali. Raut muka Chief Reynolds nampak suram.
"Hei, Jupe, ada apa ini?" tanya Pete, tersengal-sengal.
"Ada yang membobol toko peralatan ini?" tanya Bob, membenarkan letak kacamatanya di atas hidungnya yang berkeringat.
Jupiter tidak mengacuhkan pertanyaan itu dan balik menanyai Bob. "Data, apakah kau kemarin langsung pulang ke rumah dari pangkalan?"
"Tentu saja, Jupe. Ada apa?"
"Apakah sepedamu kau kunci pada malam hari, Robert?" tanya Chief Reynolds.
"Wah, tidak," jawab Bob, terheran-heran. "Sepeda selalu kuparkir di halaman rumah kami. Ada apa sih?"
"Masuklah, Anak-anak," kata Chief Reynolds dengan serius, mendahului masuk melalui pintu depan.
"Kau benar, Bob. Green's Hardware Store dimasuki pencuri semalam. Lihatlah sendiri. Tapi ingat, ini tempat kejadian perkara, jangan sentuh apa pun!" perintahnya.
Hal pertama yang mereka lihat adalah seutas tali plastik di tengah ruangan yang menjuntai dari sebuah jendela di langit-langit yang tinggi.
"Seperti kalian lihat, jendela itu sangat kecil," kata Jupiter sementara mereka menghampiri tali tersebut. "Hampir terlalu kecil untuk seorang lelaki dewasa ... tapi sangat pas untuk seorang anak."
"Kedengarannya tidak terlalu menyenangkan!" dengus Bob.
"Berikutnya," lanjut Jupiter, seolah-olah sedang memberikan kuliah di kelas, "di bagian bawah tali ini kita temukan bekas-bekas yang sepertinya berasal dari kapur berwarna biru."
"Oh, tidak!" keluh Bob.
"Dan sekarang, coba alihkan perhatian kalian ke kaca jendela di langit-langit ...," Jupiter menyuruh, menunjuk ke arah langit-langit.
"Sebuah tanda tanya!" seru Bob dan Pete serempak.
Hampir-hampir mereka tidak dapat mempercayai penglihatan mereka. Di kaca jendela, sepuluh meter di atas kepala mereka, tergambar sebuah tanda tanya besar berwarna hijau. Tanda khusus Trio Detektif!
"Jupe! Chief! Kalian harus percaya padaku!" kata Bob memelas, matanya terbelalak. "Aku tidur nyenyak sekali semalam! Di rumah! Di ranjangku! Dan seandainya aku ada di sana sekarang!"
Jupiter tidak menanggapi kata-kata Bob. "Bekas ban sepedamu terlihat di atas lumpur, menuju ke pintu belakang toko ini," ia memberi tahu anak bertubuh kecil itu. "Aku selalu mengenali bekas ban sepedamu yang bergaris-garis itu di mana pun!"
  Next Chapter

No comments:

Post a Comment