Tuesday, October 26, 2010

Trio Penyamar Chapter 10

BAB X
JUPITER SALAH!

"Salah?!" seru Jupe. "Tapi aku sudah begitu yakin."
Worthington mengangkat bahu dan duduk di sofa besar di ruang tunggu rumah sakit.
"Saya memanfaatkan keanggotaan saya pada Perkumpulan Seni Rocky Beach untuk mengecek daftar hadir pada Malam Apresiasi Seni semalam di museum," kata supir jangkung itu menjelaskan. "Leo Magellan ada di sana dari pukul tujuh hingga lewat tengah malam menurut daftar itu."
"Berarti ia tidak mungkin terlibat dalam pembobolan-pembobolan yang terjadi! Dan aku telah demikian yakin ia pasti terlibat," kata Jupe. "Kecuali jika daftar hadir itu telah dimanipulasi ... Magellan bisa saja menyuruh seseorang memalsu tanda tangannya di buku tamu." "Mungkin saja," kata Worthington. "Itulah sebabnya saya berinisiatif mengajak beberapa orang anggota berbincang-bincang untuk memeriksa kalau Mr. Magellan benar-benar hadir dalam pertemuan itu. Ada banyak saksi terpercaya yang dengan positif mengidentifikasikan kehadirannya semalam."
"Dengan demikian Magellan si pemarah itu bersih," kata Pete, lega. "Sungguh lega aku tidak perlu berurusan dengan sikap pemarahnya itu lagi! Tapi Jupe, kau bilang kau menelepon beberapa orang, siapa lagi?"
"Chief Reynolds. Menurutnya mereka telah menemukan Skinny Norris di pesisir ... namun anak itu tidak mau bicara. Katanya ia tahu hak-haknya dan tidak wajib bicara tanpa kehadiran pengacaranya. Sayangnya dia benar. Sekarang aku menghadapi jalan buntu dalam kasus ini," Jupe mendesah.
"Kita masih punya kedua lelaki dengan van putih yang menculik Bob," usul Pete. "Mereka mungkin saja bekerja untuk Magellan."
Jupiter nampak bersemangat lagi ketika ia memikirkan hal itu beberapa saat. Kemudian ia memukulkan telapak tangannya ke atas sebuah tumpukan majalah dengan sikap berbeda. "Sejak semula aku merasa Leo Magellan terlalu 'cocok' sebagai seorang tersangka ... namun aku ceroboh dan tidak mendengarkan firasatku itu; dan akibatnya kita hampir saja kehilangan Bob! Ini tidak akan terulang lagi," kata Jupe serius.
"Jadi apa langkah kita selanjutnya, Pertama?" tanya Pete.
"Menurutku besok kita harus mengunjungi gudang tempat Bob disekap tadi. Kira-kira apakah kau bisa mengingat jalan ke sana?"
"Tidak masalah," kata Pete. "Tapi aku akan menunggu di markas saja sampai kau kembali. Pergi ke tempat itu dua kali dalam dua hari bukanlah cara yang menyenangkan untuk menghabiskan liburan musim panasku. Terima kasih namun tidak, terima kasih!"
Jupiter Jones telah terbiasa dengan Penyelidik Kedua berbicara seperti itu. Pete tidak pernah suka berhadapan dengan bahaya namun pada akhirnya ia selalu setia terhadap teman-temannya. "Mungkin kau bisa tinggal di markas dan membantu di pangkalan," jawab Jupiter lambat-lambat. "Tadi kudengar Bibi Mathilda berkata kepada Konrad bahwa Paman Titus dan Hans akan mengambil setruk penuh bak mandi besok. Bak mandi dengan kaki berbentuk cakar."
"Hanya itu yang kuperlukan untuk meyakinkanku," seru Pete. "Aku akan pergi ke gudang itu pagi-pagi sekali! Namun bagaimana dengan peringatan Chief Reynolds agar kau tinggal di rumah, Jupe?" tanyanya.
"Aku tinggal di rumah seharian hari ini ... kau dan Bob dapat bersumpah untukku," kata Jupe tersenyum. "Ia tidak bilang berapa lama aku harus tinggal di rumah!"
Saat itu Bob masuk ke dalam ruangan dengan kursi roda, kakinya terbalut rangka besar berwarna biru yang berfungsi sebagai penopang sementara.
"Bagaimana keadaanmu, Bob?" tanya Jupiter, benar-benar cemas akan temannya.
"Oh, aku akan baik-baik saja," kata Bob dengan murung. "Hanya retak sedikit. Namun Dokter Alvarez tidak mau mengambil resiko karena ini kaki yang sama. Katanya aku harus memakai kembali penopangku yang dulu. Sepertinya aku tidak bisa beraksi lagi dalam kasus ini."

*****

Keesokan harinya, pagi-pagi benar kedua detektif itu telah tiba di tempat parkir museum. Begitu mereka tiba di sana, Pete mengikuti kembali rute yang dilaluinya ketika mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh alat yang dipasang Bob pada van.
Mereka bersepeda beberapa mil sampai jauh di luar kota Rocky Beach dan memasuki kawasan industri yang terletak di antara Rocky Beach dan Santa Monica. Meskipun Pete memiliki naluri yang tajam akan arah, Jupe sudah mulai berpikir bahwa temannya telah tersesat ketika tiba-tiba Pete menghentikan sepedanya.
"Itu dia!" serunya. Penyelidik Kedua menunjuk ke arah sebuah bangunan besar berwarna putih beberapa blok di depan. Bangunan itu terbuat dari besi bergelombang dan bagian luarnya sangat perlu dicat ulang.
"Paling tidak aku merasa itulah tempatnya. Mungkin seharusnya kubuat sebuah tanda tanya di sana dengan kapurku," kata Pete. "Aku terlalu berkonsentrasi untuk bersepeda pulang, aku tidak dapat memastikannya. Dan terus terang, aku tidak terlalu berminat untuk mendekat dan memastikannya!"
Jupe menyipitkan matanya, mengamati keadaan sekitar. Koran tua dan sampah beterbangan di jalan. Tidak ada lalu lintas di kawasan itu, nampak seperti sebuah kota hantu modern -- suatu tempat persembunyian yang sangat bagus untuk seorang penjahat.
"Kita cukup melihat apakah para penculik itu ada di dalam," kata Jupiter menjelaskan. "Begitu kita tahu mereka mendiami tempat itu, kita tinggal mencari telepon umum dan menghubungi yang berwajib."
Namun mereka kurang beruntung. Ketika mereka sampai di gudang yang terbengkalai itu dan menyelinap hingga cukup dekat untuk mengintip, mereka dengan segera melihat bahwa tempat itu kosong. Jupe memerintahkan untuk mencari petunjuk di sekitar tempat itu. Mereka tidak menemukan apa-apa kecuali jejak ban van menuju dan kemudian menjauhi bangunan itu, serta cat semprot yang masih baru.
"Sepertinya kita kurang beruntung, Pertama," kata Pete putus asa. Ia menendang sebutir kerikil dan memandang Jupe penuh harap. Jika ada petunjuk di depan mata, Jupiter sepertinya selalu dapat menemukannya sementara Pete dan Bob menyerah.
"Sepertinya kau benar, Dua," kata Jupe setuju. "Kita harus mencoba pendekatan yang lain besok. Ada sesuatu tentang kasus ini yang menggangguku namun sampai sekarang aku tidak tahu apa," katanya. "Bagaimanapun juga, Malam Penghargaan tinggal dua hari lagi dan belum ada yang memberi tahu bahwa kita tidak jadi diundang, maka sebaiknya sekarang kita berkonsentrasi untuk acara itu. Terus terang, Dua, aku benar-benar bingung!"
Pete menatap Jupe sambil mengangkat alis. Sungguh jarang Jupiter Jones mengakui bahwa ia bingung!
  Next Chapter

No comments:

Post a Comment