Tuesday, October 26, 2010

Trio Penyamar Chapter 2

BAB II
DIFITNAH!

"Menurut saya jelas sekali si pencuri berusaha memfitnah kami," Jupiter berkata tenang.
"Sepertinya memang demikian," jawab Chief Reynolds. "Tetap saja, meskipun aku tidak suka melakukan ini, aku harus menanyai kalian, Anak-anak, tentang di mana kalian berada sekitar pukul sembilan tadi malam," Chief mengeluarkan pen dan buku catatan kecil.
Bob dan Pete menatap Jupiter. Mereka semua tahu bahwa pukul sembilan semalam mereka sedang mengadakan rapat rahasia di dalam markas mereka. Markas adalah sebuah karavan sepanjang sepuluh meter yang dibeli Titus Jones dengan harapan ia akan dapat menjualnya lagi. Namun karena rangkanya telah rusak parah, karavan itu tidak laku-laku hingga akhirnya Titus memberikannya kepada Jupiter untuk dijadikan tempat pertemuan dengan teman-temannya. Perlahan-lahan selama beberapa bulan anak-anak itu menumpukkan barang-barang rongsokan di sekitarnya dan kini karavan itu tersembunyi -- dan terlupakan -- kecuali oleh mereka.
"Kami bertiga ada di pangkalan barang bekas ini, mengadakan rapat pada pukul sembilan tadi malam, Chief," jawab Jupiter tanpa ragu-ragu.
"Ada yang bisa membuktikannya?"
Sebagai pemimpin Trio Detektif yang penuh percaya diri dan kadang-kadang sombong, Jupiter Jones tidak mudah bingung. Kini ia tergagap dalam menjawab.
"Eh ... tidak. Saya ... saya rasa tidak ada, sir."
Chief Reynolds menepuk bahu Jupiter dan tersenyum. "Jangan khawatir, Nak. Kalian telah terbukti sebagai asisten polisi yang hebat. Meskipun kalian berbalik menjadi penjahat, kalian tidak akan begitu ceroboh."
Jupe, Pete, dan Bob berusaha tersenyum terhadap pujian itu.
"Nah, Anak-anak, sekarang aku harus mengembalikan kartu nama ini ke laboratorium untuk pemeriksaan sidik jari. Akan kukabari kalian setelah hasilnya keluar." Setelah berkata demikian, Chief Reynolds masuk ke mobil patrolinya. Ia memberi hormat dengan ramah sembari memundurkan mobilnya keluar dari pangkalan barang bekas. Anak-anak melambaikan tangan dan berdiri dengan muram, memandangi mobil Chief Reynolds menjauh.
Begitu mobil Chief Reynolds menghilang dari pandangan, sebuah mobil sport berwarna biru mengkilap berhenti dengan mendadak di depan gerbang, menyebabkan debu dan tanah beterbangan di udara yang panas.
"Skinny Norris!" ujar Pete geram. "Bukan waktu yang tepat untuk kekonyolannya!"
E. Skinner Norris berusia sedikit lebih tua daripada anak-anak itu. Karena ayahnya secara resmi bertempat tinggal di suatu negara bagian lain yang dapat dikatakan mengizinkan bayi untuk mengemudi, Skinny dapat menyetir mobil -- sesuatu yang amat ditonjolkannya kepada semua anak di Rocky Beach. Namun demikian, meskipun Skinny memiliki mobilnya sendiri, yang sangat disukainya selama tinggal di Rocky Beach selama musim panas adalah mencari tahu apa yang dilakukan Jupiter, Pete, dan Bob, dan berusaha mengganggu mereka. Ia selalu berusaha mengalahkan Jupe dan selalu gagal. Kini ia melompat keluar dari mobilnya dan menghampiri Trio Detektif.
"Pergi, Skinny!" tukas Bob.
"Diam kau!" Skinny menyeringai seperti seekor kucing yang baru saja menangkap seekor burung kenari. "Jupiter McSherlock, sepertinya Anda sedang bermasalah sekarang." Beberapa orang gerombolan Skinny yang berada di jok belakang mobil tertawa dan Skinny mengikik seperti seekor kuda.
Jupe menampilkan muka terkejut. "Aku tak tahu apa maksudmu, Skinny," katanya polos, mengangkat bahu.
"Yang benar saja!" tukas Skinny, "Semua orang di kota ini tahu kalian yang melakukannya! Mereka menemukan kartu nama kalian di lokasi kejahatan!" Skinny mencibir.
"Suatu informasi yang menarik, Skinny," kata Jupiter, mengedipkan mata kepada Bob dan Pete. "Mengingat fakta bahwa hanya Mrs. Henderson dan polisi yang tahu detail terjadinya kejahatan itu, mungkin ada baiknya kau memberi tahu kami bagaimana kau tahu kartu nama kami ditemukan di tempat kejadian."
Muka Skinny memerah. "Kau kira kau begitu pintarnya, Gendut! Lihat saja nanti!" Ia mengacungkan jarinya yang kurus ke arah Jupe. "Sebelum hari ini berakhir, kalian bertiga akan menjadi bahan tertawaan di seluruh Rocky Beach!" Skinny melompat masuk ke mobilnya dan mundur, meninggalkan kepulan debu. Sambil tertawa dan menjulurkan lidahnya ke arah anak-anak, ia memacu mobilnya.
Ketika debu telah mereda, Bob menyuarakan pertanyaan yang ada di pikiran mereka bertiga.
"Bagaimana Skinny bisa tahu tentang kartu nama kita, Jupe?"
Jupiter mengerutkan kening. "Aku tidak yakin namun sepertinya mulut besarnya memberi implikasi bahwa dialah yang ada di balik pencurian di Pearl's Bakery. Menurutku sekarang saatnya Trio Detektif mengadakan rapat darurat!"

*****

Jupiter mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja setengah hangus yang terdapat di dalam markas. "Rapat dimulai. Karena kita semua tahu tentang kejadian mengejutkan yang baru saja disampaikan kepada kita, mari kita sekarang mulai mendiskusikan para pelaku potensial."
"Apa katanya?" tanya Pete kepada Bob.
"Jupe bilang, kita semua tahu apa yang terjadi, maka mari memikirkan siapa yang mencoba menfitnah kita," kata Bob.
"Oh. Mengapa ia tidak bilang begitu saja?"
Penyelidik pertama yang gempal berdehem dan meletakkan sikunya di atas meja. "Jika kalian berdua telah selesai berkomedi, kita akan lanjutkan," katanya dengan tidak sabar. "Skinny Norris telah masuk daftar dengan alasan yang jelas. Bisakah kalian memikirkan kira-kira siapa yang ingin mencemarkan nama baik dan reputasi kita?"
"Wah, Jupe, kita telah menangani begitu banyak kasus ... bisa siapa saja dari seratus orang!" seru Pete.
"Seratus mungkin agak terlalu berlebihan tapi kita memang telah memperoleh beberapa musuh," Jupe menghembuskan nafas.
"Mungkinkah Hugenay?" kata Bob bersemangat, "pencuri barang seni dari Prancis yang kita hadapi dalam Misteri Nuri Gagap dan Misteri Jeritan Jam?"
Jupiter bersandar di kursi putar yang telah diperbaikinya, berkonsentrasi penuh. "Bukan gayanya," katanya memutuskan. "Selain itu ia sebenarnya membantu kita terakhir kali kita bertemu. Rasanya tidak mungkin ia jauh-jauh datang kembali ke Rocky Beach hanya untuk memberi kita masalah. Berikutnya?"
Pete menjentikkan jarinya. "Bagaimana dengan para penjahat yang berusaha mencuri permata August August, Mata Berapi? Polisi tak pernah menangkap mereka!"
"Hm, jelas suatu kemungkinan," jawab Jupe.
Selama beberapa saat mereka berdiam diri, memikirkan semua kriminal yang pernah mereka temui selama karir mereka sebagai Trio Detektif. Akhirnya Bob mengangkat tangan putus asa.
"Oh, kita harus menghadapi kenyataan, teman-teman, daftar ini bisa terus bertambah panjang!"
"Kau benar, Data. Mari kita lanjutkan," kata Jupiter setuju. "Mengapa seorang penjahat secara sengaja memilih sebuah toko kue untuk dirampok? Itulah misteri teka-teki sebenarnya di sini."
"Biar kutambahi!" kata Pete. "Mengapa seseorang mau bersusah payah hanya demi dua puluh dolar, itulah misteri yang sebenarnya!"
"Awk! Misteri! Awk!" jerit Blackbeard. Blackbeard adalah beo peliharaan mereka yang mereka dapatkan saat menangani salah satu kasus. Dari sangkar besarnya yang tergantung di sudut ruangan, burung itu selalu membuat Pete gelisah.
"Diam kau!" seru Pete.
"Jupe, bagaimana kalau kita sudahi saja malam ini?" kata Bob. "Hari ini sungguh melelahkan dan perutku merasa ini sudah waktunya makan malam."
"Kurasa kau benar, Bob," kata Jupiter menyerah. "Malam ini kita coba pikirkan, siapa saja yang berusaha memfitnah kita. Besok kau telusuri semua catatan kasus kita, Data. Buatlah daftar para tersangka yang mungkin, termasuk Skinny, meskipun aku ragu dialah yang kita cari."
"Baiklah, Jupe," jawab Bob. Remaja bertubuh kecil itu menghilang melalui Lorong Dua, sebuah tingkap di lantai karavan yang berfungsi sebagai salah satu jalan masuk rahasia ke markas.
"Dua, besok kau ikuti Skinny dan lihat apa maunya anak itu. Lapor ke markas siangnya."
"Aku harus memotong rumput di rumah tetangga dulu tapi setelah itu akan kuamat-amati anak itu bagai seekor elang!" kata Pete. "Apa yang akan kau lakukan besok, Pertama?"
"Besok," kata Jupiter dengan dramatis, "Aku ada kencan dengan empat kursi taman yang sangat berkarat."
Jupiter melambaikan tangan sambil mengunci pangkalan. Ia menyeberang jalan ke rumah kecil berwarna putih, kediaman Keluarga Jones.
Pete dan Bob bersepeda pulang. Mereka bersama-sama sepanjang sebagian jalan pulang, membicarakan kejadian mengejutkan hari itu. Ketika matahari musim panas mulai terbenam di langit nan ungu, mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing. Tidak ada yang menyadari kehadiran sebuah sedan hitam yang telah membuntuti mereka secara diam-diam.
Next Chapter

No comments:

Post a Comment